Tidak Boleh Kalah Tekun


...

Alhamdulillah sudah ketemu hari Jum'at lagi. Rasa-rasanya baru kemarin saya sholat Jum'at. Pagi ini sudah hari Jumat tanggal 30 Agustus 2024.

 

Pagi ini, setelah kegiatan literasi pagi santri PPM Zaenab Masykur. Ada salah satu santri yang buru-buru menghadap saya. "Sebentar ustad saya ingin bertemu". Kemudian saya tunggu di sudut masjid. Tempat kegiatan literasi dilakukan. "Maaf ustad ini ustad ya?" kata santri tersebut. Sambil menunjukan sebuah majalah Suara Muhammadiyah  rubrik "Diantara Kita". Terbitan bulan Muharram 1436 H. "Lha menurut kamu itu siapa? Sudah kamu baca?" tanya saya.

 

Sudah 10 tahun yang lalu. Berita tersebut tentang perjalanan saya beberapa hari mengunjungi sekolah-sekolah di Singapore. Yang masih saya ingat adalah Henderson secondary school dan Al Juned Islamic School. Ada banyak inspirasi yang saya dapatkan. Tentang sebuah kesiapan dalam segala hal. Keteraturan, kedisplinan dan kegigihan.

 

Perjalanan saya ke Singapura waktu itu tidak sendiri. Tapi bersama beberapa Kepala Sekolah dan dua puluhan siswa siswa SMP Muhammadiyah se Jawa. Perwakilan dari SMP Muhammadiyah 1 Adiwerna atau Musawerna ada 2 siswi.

Tentang sebuah profesionalisme. Sekolah di Singapura mengajarkan tentang sebuah tanggung jawab harus dipegang atau diampu oleh ahlinya. Suatu ketika ada siswa SMP Muhammadiyah 1 Adiwerna yang mengikuti kegiatan Student exchange tersebut tiba-tiba jatuh pingsan. Karena Asmanya kambuh. Kemudian saya meminta tolong kepada guru di Henderson secondary school of Singapore untuk membawa siswa saya tersebut ke ruang UKS atau Unit Kesehatan Sekolah. Seperti yang ada di sekolah-sekolah Indonesia. Biasanya sebuah kamar berisi satu dipan untuk tempat pemeriksaan bagi siswa yang sakit atau sekedar istirahat. Dan satu kotak PPPK yang berisi obat-obatan. " Maaf di sekolah kami tidak ada UKS. Kami tidak berani mengobati siswa yang sakit sebab kami bukan Dokter. Kalau ada siswa yang sakit selalu kami bawa ke klinik kesehatan yang ada di depan sekolah".

Jawaban dari salah satu guru Henderson secondary school tersebut seperti menampar saya. Sebab biasanya kalau ada siswa yang sakit. Hampir semua guru seperti dokter. Berusaha untuk menyembuhkan siswa. Padahal bukan ahlinya. Kemudian pada akhirnya saya bawa salah satu Siswi SMP Muhammadiyah 1 Adiwerna tersebut ke sebuah klinik yang ada di depan sekolah. Saya ditanya sangat detail oleh seorang dokter di Singapura. Sebab siswa saya tersebut pingsan karena asma. Saya ditanya apa warna healernya. Apakah siswa tersebut juga membawa obat dari rumah dll..saya hanya bingung. Karena selama ini siswa tersebut tidak pernah bercerita kalau memiliki riwayat penyakit asma. Saya jadi ingat sebuah hadist nabi “Apabila suatu urusan diserahkan kepada yang bukan ahlinya, maka tunggulah masa kehancurannya”. (HR Bukhori dan Muslim).

Kemudian saya coba Googling tentang luas wilayah negara Singapura dan jumlah penduduk nya. Hasilnya luas wilayahnya sangat terbatas, yakni hanya sekitar 728,6 km2. Data terbaru dari Departmen of Statistics Singapore Government of Singapore, jumlah penduduk Singapura pada tahun 2020 sudah mencapai 5,68 juta jiwa. Kepadatan penduduknya mencapai angka hingga 7,810/km2. Saya jadi ingat sebuah kata yang diucapkan oleh seorang Profesor yang bernama Profesor Salim Said. Beliau mengatakan " kebanyakan negara-negara maju itu ada yang ditakuti. Singapura takut karena dia adalah mayoritas keturunan Tionghoa yang berada di lautan masyarakat Melayu. " Masyarakat Singapura dikenal dengan masyarakat pekerja keras. Tekun dan ulet.

Saya pernah menasehati murid-murid saya. Untuk selalu belajar dengan giat. Jangan malas. "Kalau kamu kalah pintar maka kamu tidak boleh kalah tekun. Kamu harus lebih tekun. Kalau orang lain bangun pukul 05.00 maka kamu harus bangun 03.00. kalau orang lain belajar satu hari 3 jam. Maka kamu harus belajar 5 jam. Kalau orang lain baca buku satu hari satu buku maka kamu harus membaca satu hari tiga buku. Dan seterusnya dan seterusnya.

Terima Kasih santri

ku yang sudah mengingatkan perjalanan pendidikan yang sudah saya lakukan sepuluh tahun yang lalu. Semoga kita terus bangkit untuk menjadi pribadi yang mulia.

 

Turrachman Kepala SMP Muhammadiyah 2 Adiwerna PPM Zaenab Masykur


Di Publish Pada : 2024-09-01